SLEMAN, SM Network – Rencana trase tol Yogyakarta-Kulonprogo seksi tiga menuai keberatan dari masyarakat Dusun Mlangi, Kalurahan Nogotirto, Kapanewon Gamping, Sleman.
Warga menolak proyek tol melintasi wilayah mereka karena dinilai akan mengganggu rencana pengembangan pondok pesantren. Mlangi sendiri merupakan kawasan cagar budaya dengan salah satu aset yakni Masjid Pathok Negoro.
Keberatan telah disampaikan secara resmi kepada pemerintah, dan mendapat respon.
Rabu (16/12), Kantor Staf Presiden mengundang satker jalan tol, dan perwakilan warga untuk berdiskusi.
Anggota Komisi D DPRD DIY Syukron Arif Muttaqin yang turut mendampingi warga mengungkapkan, hasil dari pertemuan itu dinyatakan akan ada pergeseran trase tol sekitar 100 meter dari titik awal. Namun skema itu tetap belum memuaskan warga. Salah satu alasannya karena masih terdapat 2 masjid, dan 1 panti jompo yang terkena dampak.
“Permintaan masyarakat, tol tidak melewati Mlangi karena akan mengganggu rencana pengembangan ponpes yang mengarah ke timur. Sementara posisi tol juga berada di sisi timur dusun,” terangnya.
Warga nantinya akan mencoba mencari second opinion dari pihak yang berkompeten tentang desain jalan tol. Pasalnya keterangan dari pihak Satker Tol menyatakan bahwa trase tidak mungkin diubah lagi karena berbagai faktor pertimbangan.
Menanggapi hal itu, PPK Satker Pelaksana Jalan Tol Jogja-Solo Wijayanto mengatakan ada beberapa alternatif. Namun fokusnya adalah menghindari dampak sosial yang terlalu besar.
“Memang tidak bisa memuaskan semua pihak tapi setidaknya menekan dampak sosial,” ujar Totok.
Pihaknya sudah menetapkan altenatif untuk menghindari penggusuran beberapa pesantren di Mlangi, dan kampus Unisa. Selain menggeser trase, tol yang melintasi daerah sekitar Mlangi akan dibangun elevated sepanjang 1,6 kilometer dari konsep awal at grade.
Dengan pengalihan trase itu, beberapa lokasi yang sebelumnya tidak terkena dampak nantinya akan tergusur. Salah satunya adalah gudang HM Sampoerna. Selain itu, perubahan desain menjadi elevated juga menambah biaya sekitar Rp 300 miliar.