TEMANGGUNG, SM Network-Bupati Muhammad Al Khadziq yang geram melihat warganya masih banyak yang ngeyel tetap keluar rumah meski ada imbauan untuk melakukan social distancing maupun social physical, guna mencegah korona, akhirnya mengambil kebijakan ekstrim. Dia dengan tegas memerintahan untuk mematikan seluruh lampu kota baik di wilayah Temanggung Kota, Kranggan, Parakan, dan Ngadirejo.
“Mulai malam ini, Jumat malam Sabtu ini, kita akan terapkan aturan baru, yakni mematikan lampu-lampu kota Temanggung, Parakan, Ngadirejo dan Kranggan. Ini sebagai eksperimen mematikan lampu kota dan berharap tidak ada lagi anak nongkrong-nongkrong. Kita harapkan masyarakat Temanggung tetap diam di rumah, tidak keluyuran,”ujarnya Jumat (27/3) malam.
Hadik pun akan mengevaluasi malam pertama mematikan lampu, dan jika eksperimennya berhasil maka aturan itu juga akan diterapkan di wilayah desa di seluruh Kabupaten Temanggung. Hal itu untuk menekan agar tidak ada lagi warga melakukan kegiatan di luar rumah.
“Supaya masyarakat di desa-desa tidak ada kegiatan keluar rumah dan tetap diam di rumah masing-masing. Tujuannya untuk mengurangi transmisi virus korona dan mengurangi penularan dari satu orang ke orang lainnya,”katanya.
Selepas maghrib sepanjang jalan protokol di Kota Temanggung, seputaran Alun-alun, sekitar Pasar Kranggan, dan Kota Parakan, serta Ngadirejo terlihat gelap gulita. Hampir tidak ada kehidupan malam seperti biasanya, di mana sepajang jalan terdapat anak nongkrong, muda mudi bercengkrama dan area kuliner penuh kegairahan malam.
Firman Eko Laki, pewarta Antara TV yang melakukan peliputan bersama-sama dengan rekan-rekan sesama jurnalis mengatakan, hampir seluruh kota tidak ada kehidupan sebagaimana biasanya. Yang ada hanya kesunyian, hanya ada satu dua lalu lalang kendaraan, di mana kebanyakan adalah kendaraan roda empat.
“Tampaknya upaya pemkab kali ini benar-benar memperlihatkan hasilnya. Sebab kalau cuma imbauan masih banyak yang ngeyel, perlu ada ketegasan dan penegakan aturan,”katanya.
Hana seorang pelajar SMA mengaku sempat melintas Alun-alun tapi seperti tidak ada kehidupan, padahal biasanya merupakan pusat nongkrong anak muda. Lalu di Jalan Gatot Subroto yang merupakan pusat kuliner juga sepi, meski para penjual makanan tetap buka.
Raditia Yoni Ariya