JOGJAKARTA, SM Network – Covid-19 menjadi pandemi yang benar-benar berdampak besar terhadap perekonomian masyarakat. Hingga saat ini angka penderita masih tinggi. Dengan dilonggarkan beberapa kegiatan masyarakat diduga yang membuat grafik yang terjangkit menunjukkan jauh dari trend penurunan.
Salah satu cara pencegahan penularan yang digalakkan di masyarakat yakni dengan mewajibkan setiap orang untuk lebih sering mencuci tangan di berbagai tempat, baik di rumah, perkantoran maupun tempat umum. Hingga wastafel untuk cuci tangan banyak disediakan.

Guna meminimalkan sentuhan tangan agar lebih maksimal membersihkan tangan di wastafel, seorang warga di Dusun Paten, Tridadi, Sleman, bernama Agus Kholik membuat inovasi baru, wastafel portabel tanpa harus menyentuh dengan tangan.
“Awalnya dimulai dari adanya pandemi corona, setiap orang harus rajin mencuci tangan dengan sabun, juga mengurangi kontak fisik dan akhirnya mencoba membuat wastafel tanpa harus menyentuh kran termasuk botol sabun,” ujar Agus Kholik saat ditemui di tempat produksi wastafel portabel, Rabu (2/9/2020).

Menurutnya di awal-awal pandemi, wastafel yang ada di masyarakat masih menggunakan cara lama. Tangan seseorang harus menyentuh kran untuk mengeluarkan air. Setelah mencuci tangan dengan sabun, harus menyentuh keran untuk mematikan air. Di tengah pandemi saat ini, hal itu menjadi beresiko, apalagi jika wastafel tersebut dipakai oleh orang banyak. Artinya banyak tangan yang menyentuh keran air.
Akhirnya tercetus ide wastafel dengan sistem pedal di bagian bawah untuk membuka dan menutup keran air dan sabun . Uji coba untuk sistem tersebut diakuinya cukup lama, setidaknya memakan waktu sekitar satu bulan hingga sistem yang digunakan benar-benar sempurna. “Saya coba rumuskan membuka kran itu dengan sistem pedal, jadi diinjak akan membuka, kalau injakanya dilepas akan menutup,” jelasnya.
Setelah itu, sebelum bulan Ramadhan lalu, Agus mengunggah wastafel portabel dengan sistem pedal tersebut ke media sosial, dan respon masyarakat cukup besar setelah melihat wastafel portabel tersebut. “Responnya bagus dan permintaan mulai masuk, kampus-kampus seperti UGM, UMY dan beberapa kantor swasta” ungkapnya.
Saat ini westafel berbahan plat, besi dan papan plastik, juga alumunium tersebut telah diproduksi hingga mencapai 1.500 unit dan dikirim ke berbagai kota di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Solo.
Ia menambahkan, ada tiga varian, dari ukuran paling kecil yang paling banyak diminati, harganya Rp750 ribu, ukuran sedang Rp900 ribu dan ukuran paling besar menggunakan hak tampungan dihargai Rp1,2 juta. “Kita juga ada beberapa model, untuk orang dewasa, Sekolah Dasar (SD) dan ukuran Taman Kanak-kanak,” pungkasnya.