Perjuangan Madrasah Pinggiran Punya Prestasi
PERJUANGAN bagi madrasah pinggiran untuk memiliki prestasi tidaklah mudah. Apalagi jika bersaing dengan sekolah-sekolah umum yang lebih dulu punya sederet kejuaraan mentereng.
Namun MAN 4 Kebumen yang berada di Jalan Karangbolong KM 1, Desa Semondo, Kecamatan Gombong mampu membuktikannya dengan meraih juara tingkat internasional.
Prestasi prestisius sebagai juara 3 dalam ajang Malaysia Internasional Young Scientists Conference and Exhibition (MYSCE) 2021 memang mencengangkan.
Terlebih sebelumnya tidak banyak yang mengetahui adanya madrasah tersebut. Masyarakat di Kebumen sendiri pun umumnya hanya mengenal MAN 1 dan MAN 2 di wilayah perkotaan serta MAN 3 yang berlokasi di Kutowinangun. Di samping itu, MAN 4 juga jarang terekspose lantaran sebelumnya minim prestasi.
“Ini memang tantangan berat bagi kami yang dipercaya untuk mengepalai MAN 4 Kebumen. Oleh karena itu, pertama-tama yang saya lakukan adalah merapatkan. Dan satu-satunya jalan jika ingin diperhatikan masyarakat dan pemerintah pusat hanya berprestasi dan harus juara,” kata Kepala MAN 4 Kebumen, Muhamad Siswanto yang ditemui Suara Merdeka, Selasa (18/5).
Target Siswanto yang mendorong MAN 4 Kebumen punya prestasi sempat dianggap mustahil. Namun bagi Siswanto yang menyabet juara satu kepala MTs berprestasi tingkat Jawa Tengah tahun 2019 itu tetap membawa optimisme kepada jajaran pendidik di madrasah tersebut. Hingga kemudian atas hasil penelitian biji tumbuhan kelor yang dilakukan anak didiknya di MAN 4 Kebumen bisa mengantarkan menjadi juara tingkat internasional.
“Ya, dari Kemenag RI WA (WhatsApp) saya, setelah mengetahui bahwa MAN 4 Kebumen meraih juara internasional. Beliau Doktor HA Umar MA, Direktur KSKK Madrasah Dirjen Pendis,” ungkap Siswanto yang Mantan Kepala MTsN 1 Kebumen itu.
Ucapan selamat pun berdatangan dari berbagai kalangan masyarakat yang tengah merayakan Hari Raya Idul Fitri. Bak menjadi bingkisan atau kado istimewa pada moment kemenangan ini.
Cara mendapatkan perhatian dengan prestasi itu juga dilakukan Siswanto saat menjabat Kepala MTsN 1 Kebumen. Bahkan MTsN 1 Kebumen saat dipimpinnya mampu menyalip madrasah terbaik di Indonesia yakni MTs 1 Malang. Di mana MTs 1 Kebumen meraih nilai UN tertinggi Se-Indonesia pada tahun 2019.
Atas pencapaian prestasi kala itu, MTsN 1 Kebumen mendapatkan bantuan program revitalisasi sebesar Rp 750 juta dan pada 2020 atau tahun berikutnya mendapat Rp 5,3 miliar untuk membangun asrama. Pada tahun ini, di saat Siswanto baru menjabat Kepala MAN 4 Kebumen sejak Januari 2021, MTsN 1 Kebumen mendapat paket Rp 16 miliar untuk membangun dua asrama dan laboratorium IPA terpadu.
Pecah Telur
Kebanggaan luar biasa yang dirasakan Siswanto pun berlanjut ketika anak didiknya di MAN 4 Kebumen meraih juara 3 dalam ajang MYSCE. “Selama tiga bulan ini, sudah ada 28 medali kejuaraan tingkat nasional dan internasional yang diraih MAN 4 Kebumen,” imbuh bapak tiga anak yang tinggal di Desa Demangsari, RT 2 / RW 7 Kecamatan Ayah, Kebumen itu.
Dalam ajang lomba tersebut, Siswanto yang pernah diberi tugas sebagai tim pengembang kurikulum madrasah Kemenag RI itu mengapresiasi siswanya yang berhasil meraih prestasi.
“Ini ibaratnya pecah telur bagi MAN 4 Kebumen karena untuk pertama kalinya bisa meraih kejuaraan di tingkat internasional. Prestasi ini menguatkan tekad MAN 4 Kebumen untuk go internasional dalam rangka menuju madrasah kelas dunia sesuai program kementrian Agama,” imbuh Siswanto yang diamini Kabag TU Kantor Kemenag Kebumen, Khamid.
Tim riset terdiri atas Maura Ros Valentina, Alma Sakia Zahro, Letty Latifah, Sri Kuwati dan Maryam Fia Kunanti, yang semuanya siswa kelas XI IPA.Kompetisi yang diselenggarakan pada periode Februari hingga April 2021 itu antara lain dikuti peserta dari Thailand, Vietnam, Indonesia dan Malaysia.
Pada ajang tersebut sedikitnya ada tujuh kategori yang dikompetisikan meliputi matematika, komputer, ilmu sosial, teknologi pangan, mesin, robotik dan ilmu pengetahuan lingkungan.
Dikatakan Siswanto, Environmental Sciences (ilmu pengetahuan lingkungan) merupakan kategori yang diikuti oleh tim delegasi MAN 4 Kebumen dengan mengajukan tema penelitian tentang Transforming Unseemly Consumption Murky Water Into Beneficial Water for Human Health Using Moringa Oliefera Seed.
Menurut juru bicara tim riset Maura Ros Valentina, penelitian yang diikutkan dalam lomba tersebut menawarkan satu temuan mengenai pemanfaatan biji tumbuhan kelor sebagai bahan dalam proses pemurnian air untuk memperoleh pH air yang seimbang, sehingga dapat dimanfaatkan atau layak konsumsi.
“Beberapa penelitian sebelumnya tentang biji tumbuhan kelor baru sampai pada kesimpulan, bahwa biji tumbuhan tersebut dapat menjernihkan air,” ucap Maura didampingi pembimbing tim, Mufita dan Teguh Yulianto serta Kepala Laboratorium IPA MAN 4 Kebumen, Kirmanto.
Untuk temuannya, lanjut Maura, biji tumbuhan kelor tidak hanya dapat menjernihkan air, melainkan juga mengandung nutrisi yang baik bagi tubuh dan kaya akan antioksidan. Karena itu, air yang dijernihkan dengan menggunakan biji tumbuhan kelor yang sudah dihaluskan tersebut diyakini dapat memberikan manfaat lebih antara lain dapat menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh.
“Penelitian sebelumnya tentang manfaatan biji daun kelor lebih banyak mengarah kepada pemanfaatan untuk konsumsi langsung seperti dibuat sebagai bahan teh dan sebagainya,” imbuh Mufita.