PEJAGOAN, SM Network – Tari Cepetan memeriahkan Gebyar 1 Muharam di Desa Watulawang, Kecamatan Pejagoan, Kebumen, kemarin. Dalam gelaran tersebut juga menampilkan pestas kuda lumping oleh grup kesenian yang ada di desa tersebut.
Mereka tergabung dalam Paguyuban Ebleg Sanggar Krida Budaya Watu Lawang dan Sanggar Cepetan Alas Tri Tunggal Watu Lawang. “Ini tradisi yang digelar rutin setiap tahun pada bulan sura (Muharam) dengan menampilkan Tari Cepetan dan kuda lumping,” kata salah satu Pegiat seni budaya Desa Watulawang, Wardi Parikesit.
Penampilan grup kesenian itu menyedot penonton yang datang dari berbagai wilayah. Secara bergantian, masing-masing menampilkan kekhasan di setiap pementasan. Seperti adegan kesurupan saat pentas kuda lumping dan pemakaian topeng dengan kostum serba hitam dalam pementasan kesenian tari cepetan.
Wardi Parikesit menjelaskan, kelompok kesenian itu masing-masing beranggotakan 50 orang, yang terdiri atas penari, penayagan dan kasepuhan. Sebelum pentas, prosesi Gebyar 1 Muharam diawali dengan ziarah ke pusara leluhur di kompleks makam Kuwu. Dilanjutkan dengan pementasan kesenian. Puncaknya diadakan nyadran atau selamatan yang dikenal dengan Suran.
“Diharapakan para pemuda peduli dengan kelestarian budaya tersebut. Dan tadi banyak yang turut menari. Ini merupakan bukti adanya minat untuk melestarikan seni. Di mana bersumber dari hati,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Dewan Kesenian Daerah Kebumen Pekik Sat Siswonirmolo mengatakan, kesenian di Desa Watulawang itu sudah ada turun temurun dan telah regenerasi. “Sampai saat ini pun terus lestari. Bahkan kesenian seperti ebeg dan dansak mendapat dukungan kuat dari warga dan tokoh -tokoh masyarakat,” ucap Pekik.