MAGELANG, SM Network – Muhammadiyah Tobacco Control Center (MTCC) Universitas Muhammadiyah Magelang (Unimma) menyurvei kondisi petani tembakau di masa pademi Covid-19. Survey dilakukan di delapan daerah yang ada di wilayah Kabupaten Magelang dan Temanggung.
Ketua MTCC Unimma, Dra Retno Rusdjijati MKes mengatakan, hasil survey memperlihatkan kebutuhan tembakau meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini dilihat dari pertumbuhan produksi rokok yang naik pada kisaran 5 persen hingga 7,4 persen per tahun.
“Namun, hal tersebut tidak diimbangi dengan kesejahteraan petani tembakau. Posisi tawar petani selalu kalah dibandingkan pihak industri. Meski begitu, masih banyak pula petani yang tetap melakukan budidaya tembakau meski sudah mengetahui kendala tersebut,” ujarnya dalam keterangan persnya, Senin (7/9).
Dia menuturkan, masa pandemi Covid-19 memang berdampak pada seluruh aspek kehidupan manusia. Termasuk sektor pertanian, khususnya tembakau. Komoditas yang kontroversional ini semakin terpuruk akibat daya serap industri rokok rendah.
“Atas dasar itu kami melakukan survey terkait kondisi tersebut setelah mendapat banyak laporan dari beberapa petani yang tergabung dalam Forum Petani Multikultur Indonesia (FPMI). Petani mengeluhkan penurunan produksi tembakau dan gagal panen di tahun 2020,” katanya.
Anggota tim survei, Siti Noor Khikmah menambahkan, survey dilakukan pada 21-29 Agustus lalu. Tujuannya untuk membantu petani menyalurkan aspirasinya kepada pemegang kekuasaan di negeri ini.
“Kami telah melakukan survey di empat kecamatan di Magelang, yaitu di Pakis, Sawangan, Kaliangkrik, dan Windusari. Lalu empat tempat di Kabupaten Temanggung, yakni di Bulu, Jumo, Ngadirejo, dan Kledung,” tuturnya.
Dia menyebutkan, distribusi hasil panen, teknologi olah pasca panen, dan pengendalian import menjadi hal sangat mendesak di masa pandemi ini.
“Dari curhatan teman petani, mereka berharap kepada para stakeholder baik pemerintah maupun pabrikan untuk dapat ikut memfasilitasi terwujudnya perniagaan yang adil sehingga kesejahteraan petani menjadi lebih baik. Kerjasama dan kolaborasi semua pihak diperlukan sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan petani terutama pada masa pandemi Covid-19 ini,” ungkapnya.