SLEMAN, SM Network – Rumah susun sederhana sewa (rusunawa) di Dusun Gemawang, Desa Sinduadi, Kecamatan Mlati, Sleman akan digunakan sebagai shelter pasien Covid-19. Ini adalah fasilitas darurat kedua yang dimiliki Pemkab Sleman untuk menampung pasien kasus asimptomatik atau tanpa gejala.
Seberapa layakkah rusunawa Gemawang untuk dijadikan tempat isolasi kasus Covid-19? Kepala Seksi Perumahan Formal Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kabupaten Sleman Muhamad Nurrochmawardi mengungkapkan, rusunawa Gemawang baru selesai dibangun. Saat ini sedang dalam proses serah terima yang diperkirakan butuh waktu cukup lama karena izin diajukan sampai tingkat Sekretariat Negara.

“Mulai dibangun pada akhir tahun 2017 oleh Kementerian PUPR. Baru saja dioptimalisasi untuk melengkapi kekurangan sarpras yang ada,” kata pria yang akrab disapa Kelik ini saat ditemui di kantornya, Rabu (23/9).
Kebetulan, lanjut Kelik, saat sedang masuk tahap penjaringan, sekitar bulan Maret 2020 wabah Covid-19 mulai merebak. Kala itu, rusunawa Gemawang menjadi salah satu alternatif fasilitas darurat disamping Asrama Haji. Namun karena angka kasus corona waktu itu terbilang cukup landai, sementara hanya Asrama Haji yang diaktifkan.
Namun kini setelah mendapati kasus Covid-19 yang terus melonjak, Pemkab akhirnya bersiap mengaktifkan rusunawa Gemawang sebagai shelter. Sebelum itu, Pemkab terlebih dulu meminta izin ke Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu (SNVT) Penyediaan Perumahan DIY. “Setelah di-acc, lalu disusun nota kesepakatan. Prosesnya ada di Bagian Pembangunan, info terakhir draf sudah masuk ke Bagian Hukum Setda,” beber Kelik.
Dari segi detail bangunan, rusunawa Gemawang terdiri dari satu tower dengan 4 lantai, dan 78 satuan ruang. Di dalam ruangan berukuran 24 meter persegi sudah ada toilet, 2 tempat tidur, meja, dan lemari. Satgas Covid-19 hanya tinggal menambah bantal dan sprei, serta token listrik.
Sebelum digunakan oleh pasien, area rusunawa telah dibersihkan dan disemprot dengan disinfektan. Kepala DPUPKP Sleman Taupiq Wahyudi mengatakan, rusunawa Gemawang bisa dimanfaatkan untuk shelter sepanjang dibutuhkan. “Sampai kapan pun tidak masalah. Kita ikut kebijakan dari Gugus Tugas,” ujarnya.