Resmi Dilantik, Duet Dokter-Kyai Optimis Mampu Turunkan Kemiskinan

SM/Asef F Amani - KETERANGAN PERS: Wali Kota Magelang, dr HM Nur Aziz SpPD-KGH didampingi wakilnya, KH M Mansyur dan Sekda Joko Budiyono memberi keterangan pers usai pelantikan secara daring di Pendopo Pengabdian.

Didorong Program 1.500 Wirausaha Baru

MAGELANG, SM Network – Wali Kota dan Wakil Wali Kota Magelang, dr HM Nur Aziz SpPD-KGH dan KH M Mansyur resmi dilantik oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo secara daring di Pendopo Pengabdian, Jumat (26/2). Duet dokter dan kyai ini sudah ditunggu kinerjanya dalam mewujudkan visi misi “Kota Magelang Maju, Sehat, dan Bahagia” selama periode jabatan 2021-2026.

Dokter spesialis penyakit dalam konsultan ginjal dan hipertensi ini optimis mampu mewujudkan program dan janji-janji politiknya selama kampanye Pilkada 2020 lalu. Di antaranya yang paling menonjol adalah program Rp 30 juta per RT per tahun dan 1.500 start up baru.

“Jabatan ini amanah. Kami akan menjalankan semua yang menjadi kewajiban. Saya tidak bisa sendiri, ada wakil, Sekda, dan segenap jajaran di Pemkot Magelang akan berupaya mewujudkan Kota Magelang Maju, Sehat, dan Bahagia,” ujarnya usai pelantikan.

Di samping program unggulan yang selalu digaungkan pasangan ini, terdapat pula persoalan mendasar yang menunggu untuk ditangani secepatnya. Masalah itu antara lain kemiskinan dan pengangguran yang di tahun 2020 lalu mengalami kenaikan.

Dari data BPS Kota Magelang tahun 2020, kemiskinan di Kota Sejuta Bunga meningkat sebanyak 0,12 persen. Hal ini terlihat dari angka kemiskinan tahun 2020 sebesar 7,58 persen (9.270 jiwa), naik dari tahun 2019 sebesar 7,46 persen.

Kondisi ini diperparah dengan bertambahnya angka pemutusan hubungan kerja (PHK) pada September 2020, tingkat pengangguran terbuka (TPT) sebesar 8,59 persen. Angka ini jauh lebih tinggi dari indikator tahun sebelumnya sebesar 4,43 persen.

Melihat kondisi ini, sang dokter mengaku akan bekerja keras minimal untuk bisa mencegah terjadinya peningkatan kembali. Sambil berupaya terus untuk bisa menurunkannya dengan program-program yang akan dijalankannya nanti.

“Di tengah kondisi pandemi Covid-19, kita bertahan saja sudah bagus. Kita berupaya mempertahankan angka kemiskinan dan pengangguran itu agar jangan sampai naik kembali. Sambil kita berupaya menurunkannya,” katanya.

Didampingi wakilnya dan Sekda Joko Budiyono, dr Aziz menyebutkan, sejumlah program yang menjadi prioritasnya memiliki tujuan salah satunya mengurangi kemiskinan, pengangguran, dan meningkatkan kesejahteraan. Di antaranya 1.500 wirausaha baru yang akan segera direalisasikan.

“Minimal di tiap RT ada satu, maka akan muncul sekitar 1.034 wirausaha baru di Kota Magelang. Tidak sekadar muncul, tapi kita latih, dampingi, sampai bantu pemasaran. Lalu program Rp 30 juta per RT per tahun diharap juga bisa membantu mengatasi kemiskinan itu dengan program-program yang dijalankan RT setempat,” jelasnya.

Seperti diketahui, BPS Kota Magelang merilis angka kemiskinan di tahun 2020 meningkat sebanyak 0,12 persen. Hal ini terlihat dari angka kemiskinan tahun 2020 sebesar 7,58 persen (9.270 jiwa), naik dari tahun 2019 sebesar 7,46 persen.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Magelang, Sri Herawati menuturkan, naiknya angka kemiskinan ini salah satunya karena penurunan pendapatan rumah tangga. Pandemi Covid-19 menjadi penyebab turunnya pendapatan ini.

“Angka PHK pada September 2020 juga bertambah sebesar 8,59 persen. Angka ini jauh lebih tinggi dari indikator tahun sebelumnya sebesar 4,43 persen,” tuturnya.

Menurutnya, masa pandemi memang memiliki dampak yang luar biasa pada perubahan perilaku, aktivitas ekonomi, dan pendapatan penduduk. Pandemi juga membuat aktivitas ekonomi menjadi terbatas, sehingga mempengaruhi pendapatan warga.

Untuk diketahui persentase angka kemiskinan di Kota Magelang pada tahun 2015 sebesar 9,05 persen, turun di tahun 2016 menjadi 8,78 persen, 2017 sebesar 8,75 persen, 2019 7,46 persen dan tahun 2020 sebesar 7,58 persen. Data tersebut berdasarkan survei BPS Kota Magelang.

Meski demikian, angka kemiskinan Kota Magelang masih lebih rendah jika dibandingkan dengan statistik Provinsi Jawa Tengah, sebesar 11,41 persen per 2020.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan