SLEMAN, SM Network – Kaum perempuan kerap menjadi incaran para penjahat. Setidaknya dibuktikan dari hasil Operasi Curas Progo 2020 yang sebagian korbannya adalah perempuan, terutama ibu-ibu.
Mereka acap menjadi sasaran empuk pelaku tindak pencurian dengan kekerasan atau curas melalui berbagai modus, seperti menjambret ponsel maupun perhiasan. Direskrimum Polda DIY Kombes Burkhan Rudy Satria mengungkapkan, aksi penjambretan kebanyakan menimpa ibu-ibu ketika sedang berbelanja atau menyapu halaman pada pagi hari. Situasi lingkungan yang sepi semakin mendorong terjadinya kejahatan.
“Masyarakat disarankan tidak menggunakan perhiasan yang menonjol. Selain itu, jangan bermain ponsel ketika naik motor agar tidak memancing pelaku kejahatan,” katanya, Selasa (15/9).
Selain penjambretan, modus lain yang perlu diwaspadai adalah perampasan motor dengan cara pura-pura menolong. Jika sampai menjadi korban, Burkhan menyarankan supaya segera melapor ke kantor kepolisian terdekat.
“Cepat tidaknya laporan turut menentukan penanganan perkara. Seperti contoh kasus curas di Playen yang pelakunya bisa tertangkap kurang dari 24 jam karena korban cepat melapor, akan lebih baik pula jika di rumah dipasang CCTV,” ujarnya.
Menurut pandangan kriminolog UGM, Suprapto, setidaknya ada dua penyebab mengapa pelaku aksi kejahatan cenderung memilih perempuan sebagai korbannya. Pertama karena kaum hawa dianggap sebagai sasaran yang relatif ringan perlawanannya, sama halnya dengan kalangan lansia dan anak-anak. Alasan kedua disebabkan kebiasaan para perempuan yang membawa uang dan perhiasan kemanapun mereka pergi.
“Sarannya, jangan bawa uang berlebihan saat menempuh perjalanan, dan jangan menggunakan perhiasan yang mencolok. Disamping itu tentu saja selalu waspada ketika berpapasan dan dibuntuti orang,” tutupnya.