YOGYAKARTA, SM Network – Guru besar Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta yang juga profesor analisa farmasi, Prof. Enade Perdana Istyastastono, Ph.D., Apt menyambut baik adanya ujiklinis vaksin Covid-19 dari Tiongkok yang pada Agustus mendatang akan diujikan kepada sekitar lebih dari 1.500 relawan di Indonesia.
“Ini seperti angin segar, semoga memang hasilnya positif dan kita bisa mendapatkan vaksin untuk wabah ini,” tutur Enade, kemarin.
Enade mengungkapkan, dalam melawan Covid-19, cara paling ideal adalah menggunakan vaksin. Dia pun meyakini vaksin yang dibuat oleh perusahaan asal Negeri Tirai Bambu dan di Indonesia dioperasionalkan pengujiannya oleh Bio Farma dan Universitas Padjajaran tersebut bisa segera mengatasi pandemi yang sudah terjadi hampir 6 bulan ini.
“Vaksin dari China (Tiongkok) ini kan sudah masuk dalam uji klinis tahap 3. Dalam konteks ini saya berharap lolos, dan kalau sudah lolos tahap 3 berarti tahap sebelumnya sudah tak ada masalah sehingga sudah dilewati, apalagi tesnya juga di Indonesia tentu disesuaikan dengan kondisi negara ini. Harapannya memang efektif. Ada vaksin, harga tak memberatkan ya bisa dikatakan pandemi bisa segera berakhir. Ini angin segar, meski untuk lolos nggak gampang juga karena ada etical clearence,” papar dia.
Meski begitu, dia tak memungkiri adanya kekhawatiran banyak agenda kepentingan dibalik uji klinis vaksin tersebut di Tanah Air.
“Hanya yang saya takutkan jangan sampai ini titipan agar bisa lolos. Jangan sampai bias lah penelitiannya. Ketika obatnya bagus langsung habis di pasaran. Ini menurut saya yang tak rasional,” paparnya.
Prof Enade sendiri baru saja meraih gelar Guru Besar sejak mengajukan prosesnya pada 2017 silam. Setelah mendapat gelar ini, dia akan menggeluti tentang penelitian di bidang komputasional drug safety. Pasalnya saat pandemi Covid-19, banyak berita soal obat baru bahkan yang menggunakan teknik komputasional. Namun sebagian besar tak dilengkapi validasi yang tepat dan tak dilengkapi dengan analisis safetynya.
“Saya merasa ini ada kepentingan terkait untuk mengimbangi komputasional drug safety ini. Sebelumnya komputasional penemuan obat, sekarang komputasional keamanan obatnya,” tandas Enade.
Gading Persada