KEBUMEN, SM Network – Pondok Pesantren Al Hidayah Wonoyoso, Kelurahan Bumirejo, Kebumen menjalin kerjasama dengan Kementerian Ketenagakerjaan dalam mencetak wirausaha baru produktif.
Sasarannya pun para santri serta pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Kebumen. Kali ini diikuti sekitar 30 peserta.
Menurut Pengasuh Pondok Pesantren Al Hidayah Wonoyoso, Kiai Hakim Musaffa Syatibi, kerjasama dalam bentuk pelatihan ini sekaligus sebagai solusi menyusul dampak Covid-19. Para peserta yang mengikuti pelatihan itu pun menerapkan protokol kesehatan korona.
“Dan tentunya harus ada embrio baru untuk memantik semangat agar tidak gentar dengan pandemi yang terjadi saat ini. Kita lihat tidak sedikit yang terdampak termasuk terkena PHK,” tuturnya.
Terlebih, kata Hakim, pelatihan kewirausahaan baru produktif ini selaras dengan komitmen Presiden Jokowi yang tertuang dalam Nawa Cita tentang peningkatan produktivitas nasional serta mewujudkan kemandirian ekonomi.
Untuk itu, perlu dilakukan peningkatan kapasitas baik melalui pelatihan maupun pendampingan dengan bekerjasama melalui pihak terkait. “Tentu ini menjadi momentum berharga bagi kalangan santri dan masyarakat lain untuk implementasi berwirausaha,” jelas Hakim.
Ia berharap, pelatihan yang digelar selama lima hari sejak Senin – Jumat (20 – 24/7) itu dapat terlaksana secara berkesinambungan dan masif, sehingga dapat mencetak santripreneur yang memiliki daya saing dalam menghadapi perkembangan zaman. “Santri juga dituntut untuk mengisi semua lini kehidupan, termasuk sektor usaha. Jadi kalau bisa program ini berlanjut agar outputnya jelas dan terarah,” imbuhnya.
Kepala BBPP Kementerian Ketenagakerjaan Chairul Fadhly Harahap didampingi Kepala Disnaker KUKM Kebumen Siti Kharisah yang sempat meninjau pelatihan di Rumah Makan Pelangi Kebumen tersebut menyampaikan, tujuan adanya program itu menumbuhkan motivasi para santri berwirausaha serta kemempuan untuk memulai usaha dengan merancang sebuah rencana usaha atau bisnis menuju kelayakan usaha. “Ada beberapa hal yang kami tekankan termasuk mendorong penyerapan tenaga kerja produktif dengan kemandirian serta menumbuhkan ekonomi rakyat untuk peningkatan perekonomian nasional,” jelasnya.
Chairul mengatakan, guna mendorong kinerja pelaku usaha memerlukan upaya berupa pelatihan sekaligus pendampingan agar nantinya diharapkan dapat merambah platform digital hingga pasar ekspor. “Ada 40 jam pelatihan menggunkan kurikulum sesuai dengan SKKNI, Permenakertans No 53 tahun 2014 tentang bidang kewirausahaan industri,” kata dia.
Arif Widodo / K5