Pilkada Sleman Paling Rawan Se-DIY

ilustrasi

SM Network – Kabupaten Sleman merupakan daerah yang paling rawan se-DIY dalam pelaksanaan Pilkada 2020. Hal ini didasarkan Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) yang diluncurkan oleh Bawaslu RI. Dari penghitungan indeks tersebut, Sleman berada pada level lima. Artinya, sebagian besar indikator kerawanan berpotensi terjadi.

“Tiga kabupaten di DIY tahun ini melaksanakan pilkada yakni Sleman, Bantul, dan Gunungkidul. Sleman masuk kategori paling rawan diantara ketiganya, dan menempati peringkat 10 di Pulau Jawa dan peringkat 37 secara nasional,” ungkap Ketua sekaligus Koordinator Divisi Pengawasan Bawaslu Sleman Abdul Karim Mustofa, Rabu (11/3).

Bacaan Lainnya

Dengan hasil IKP yang cukup tinggi tersebut, Bawaslu Sleman akan membuat strategi pencegahan dan langkah antisipasi. Strategi itu antara lain meningkatkan koordinasi dengan pihak terkait penyelenggara pilkada seperti KPU, Kesbang, dan Disdukcapil serta memaksimalkan pengawasan terhadap akurasi daftar pemilih.

Partai politik dan pemerintah daerah juga akan dirangkul, serta mengintensifkan pertemuan dengan jajaran polisi, TNI, dan BIN dalam rangka mencegah potensi konflik horisontal. Disamping itu, perlu pula peningkatan kesadaran berpolitik di kalangan masyarakat. Caranya dengan membangun koordinasi bersama perguruan tinggi, ormas, dan tokoh agama. 

Untuk meminimalisasi dugaan pelanggaran seperti politik uang, politisasi sara, ujaran kebencian dan hoaks serta netralitas ASN, seluruh potensi sumber daya Bawaslu termasuk Panwascam, Panwaslu Desa, dan relawan akan dikerahkan. “IKP bukan sebagai pembenaran sebuah data, tapi menjadi alat ukur untuk memetakan kerawanan sehingga bisa dicarikan solusi yang tepat,” tukasnya.

Anggota Bawaslu Sleman Arjuna al Ichsan Siregar menambahkan, pihaknya telah bergerak sosialisasi pengawasan. Sejak Oktober 2019 lalu, Bawaslu juga telah menelusuri dan menghimpun data kerawanan. 

Penghitungan IKP sendiri diakumulasi dari empat dimensi, dan 15 subdimensi. Empat dimensi itu mencakup konteks sosial, pemilu yang bebas dan adil, kontestasi, dan partisipasi. “Melihat IKP yang diluncurkan, skor rata-rata kerawanan setiap dimensi sebesar 51,65. Kerawanan pilkada paling tinggi ada pada dimensi partisipasi politik,” terangnya


Amelia Hapsari

Pos terkait

Tinggalkan Balasan