Pertama di Kebumen, Bupati Yazid Punya Uang Pecahan Rp 75 Ribu

SM/Arif Widodo - SERAHKAN UANG : Perwakilan BI menyerahkan uang edisi khusus Rp 75 ribu kepada Bupati Yazid Mahfudz.

KEBUMEN, SM Network – Ingin punya uang pecahan Rp 75 ribu seperti Bupati Yazid Mahfudz ? Uang edisi khusus untuk menyambut HUT Kemerdekaan RI Ke-75 itu bisa diperoleh dengan menukarkan uang sejumlah Rp 75 ribu. Namun, masyarakat hanya boleh memiliki satu lembar per KTP.

“Bila tertarik, masyarakat dapat mengikuti mekanisme penukaran pada aplikasi berbasis website melalui tautan https://pintar.bi.go.id maupun kanal media sosial Bank Indonesia,” kata Analis Eksekutif Perwakilan BI Provinsi Jawa Tengah, Purjoko saat audiensi dengan Bupati Yazid di pendapa rumah dinas, Selasa (15/9).

Yazid diketahui menjadi orang pertama di Kebumen yang memiliki uang pecahan Rp 75 ribu itu. Dalam kesempatan tersebut, Purjoko sekaligus memperkenalkan uang pecahan tersebut dan menyerahkannya sebagai kenang-kenangan kepada Bupati Yazid Mahfudz.

Turut hadir pada audiensi itu, Kabag Perekonomian Setda Kebumen Yunita Prasetyani. Purjoko mengatakan uang pecahan Rp 75 ribu itu memiliki keunikan tersendiri. Mengingat, Bank Indonesia biasanya mengeluarkan rupiah edisi khusus HUT RI dalam berbentuk koin.

“Pecahan uang Rp 75.000 ini dicetak terbatas, hanya 75 juta lembar. Sedangkan, di Jawa Tengah hanya kebagian 3 juta lembar,” kata Purjoko.

Purjoko menambahkan, masyarakat dapat secara kolektif melakukan penukaran uang edisi khusus tersebut. Adapun persyaratannya antara lain WNI, memiliki KTP, minimal mewakili 17 orang. Purjoko juga menyampaikan beberapa kerjasama yang akan dijalin antara BI dan Pemkab Kebumen.

Meliputi sejumlah program untuk mengendalikan inflasi serta terkait fasilitasi pengembangan UMKM dan pengembangan ekonomi pesantren. Bupati Yazid berharap, kerjasama yang telah terbangun dapat terus ditingkatkan pada masa mendatang.

“Ini penting sebagai upaya nyata meningkatkan derajat kesejahteraan masyarakat,” tegasnya. Yazid pun menyinggung Kas Keliling Bank Indonesia dapat meningkatkan pelayanan penukaran uang.

Ini agar uang rusak yang beredar di masyarakat bisa diganti dengan uang yang lebih bagus. Pada sisi lain, masyarakat juga perlu diedukasi agar bisa menghargai uang dengan tidak meremas, melipat, maupun menstaples.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan