TEMANGGUNG, SM Network – Para kader pendamping sosial dari berbagai wilayah di Indonesia yang mengikuti pelatihan di Balai Besar Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Intelektual (BBRSPDI) Kartini Temanggung, diharapkan bisa membantu penyandang disabilitas intelektual menjadi mandiri.
Hal tersebut dikemukakan Pelaksana Tugas Kepala Balai Besar Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Intelektual (BBRSPDI) Kartini Temanggung, Langgeng Setiawan dalam kegiatan “Desiminasi dan Pembekalan Keterampilan Teknis Pendamping Sheltered Workshop Peduli (SWP), di aula balai tersebut, Rabu (4/3).
“Kita lakukan worskhop untuk para kader pendamping dari berbagai wilayah di Jateng, DIY, dan Jatim ini untuk mendapat pemahahaman yang sama. Harapannya mereka nanti menjadi kader pendamping di masyarakat yang bisa membantu para disabilitas intelektual yang ada di keluarga dan masyarakat bisa mandiri,”ujarnya.
Disebutkan, 60 peserta worskhop dari berbagai daerah seperti dari Jateng meliputi Kabupaten Rembang, Pekalongan, Banyumas, Banjarnegara, Blora, Sukoharjo, Wonosobo, dan Kabupaten Kudus. Kemudian dari Jawa Timur meliputi Kabupaten Magetan, Blitar, Madiun, Malang, Situbondo, dan dari DIY adalah Kabupaten Kulon Progo. Menurut Langgeng, ke depan melalui pendampingan tersebut para penyandang disabilitas intelektual diharapkan bisa menghidupi dirinya sendiri dan berpartisipasi di masyarakat.
Pasalnya, saat ini dari hasil analisis masalah masih banyak penyandang disabilitas intelektual yang terstigma, termarginalkan, minim akses, beban keluarga dan tidak mampu bersaing bekerja pada sektor open employement karena kedisabilitasannya.
“Kami ingin para penyandang disabilitas intelektual yang ada di masyarakat ini mempunyai nilai yang sejajar dengan yang nondisabilitas, karena mereka juga mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam kegiatan di masyarakat. Mereka bisa berkarya dan menunjukkan bakatnya,”katanya.
Maka melalui pertemuan inilah para kader tersebut akan mendapatkan pemahaman yang sama bagaimana memberdayakan para penyandang disabilitas intelektual agar mandiri. Di sini pula peran penting pendamping sebab penyandang disabilitas intelektual mempunyai keterbatasan dalam pola pikir, harus mendapatkan bimbingan dari para kader SWP (shelter workshop peduli) agar bisa berkarya di tengah masyarakat.
Raditia Yoni A