KEBUMEN, SM Network – Pondok Pesantren (Ponpes) di Kabupaten Kebumen sudah bisa mulai melaksanakan kegiatan pesantren. Meski demikian mereka harus tetap mematuhi protokol kesehatan untuk pencegahan penularan Covid-19.
“Untuk pesantren di Kebumen sudah mulai bisa melaksanakan kegiatan belajar dan mengaji, tapi tetap harus mematuhi protokol kesehatan dari pemerintah,” ujar Kapolres Kebumen AKBP Rudy Cahya Kurniawan di sela-sela membagikan bantuan sembako dan juga beras di Pondok Pesantren Al Hasani Alian, Jumat (3/7).
Bantuan diterima oleh pengasuh Pondok Pesantren Al-Hasani yakni Gus Fachrudin dan Gus Hary. Tampak Wakapolres Kebumen dan para pejabat utama Polres Kebumen.
Sementara itu, Rabithah Ma’had Islamiyah (RMI) Kebumen menyampaikan kegelisahan terkair kendala pihak pondok dalam menghadapi New Normal. Pondok pesantreen dituntut mereformasi sistem pembelajaran yang telah ada. Selain itu, pondok juga seolah dipaksa beradaptasi atas kehidupan yang dianggap kelaziman baru.
“Terlebih kehidupan para santri di pondok bersifat komunal. Dalam satu kamar berisi 30 sampai 40 orang. Sehingga saat budaya tersebut masih berjalan di pesantren. Hal inilah yang tentunya sangat bertentangan dengan protokol Covid 19 dari pemerintah,” kata Wakil Ketua RMI NU Kebumen Labib Shofiyulloh saat melakukan audensi di DPRD Kebumen, bersama F4SK, FKPP dan Dewan Pengasuh Pondok Pesantren se- Kebumen.
Berikan Fasilitas
Labib meminta pemerintah memberikan fasilitas layanan protokol kesehatan sebagai upaya preventif dalam pencegahan penularan Covid-19 di pesantren. Antara lain memberikan layanan rapid test dan swab test di pesantren, memfasilitasi santri kebumen yang akan kembali ke pesantren di luar kebumen dalam bentuk layanan kesehatan maupun bentuk layanan lainnya sebagaimana dalam protokol penanganan Covid-19.
Lebih jauh Labib mengatakan, pesantren merupakan laboratorium sosial kemasyarakatan. Selain untuk memperdalam dan memperkuat pendidikan agama untuk anak bangsa, pesantren juga mempunyai misi untuk melatih anak agar hidup mandiri dan mampu bersosialisasi dengan lingkungan dengan baik sebagai bekal untuk hidup di masyarakat.
“Pendidikan berbasis pesantren sangatlah berbeda dengan pendidikan non-pesantren. Ciri khas pembelajaran pesantren adalah mengamalkan sistem integrasi yang di antaranya adalah intelektual, emosional, dan spiritual,” ujarnya.
Supriyanto