YOGYAKARTA, SM Network – Survei di Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta menyebutkan kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dapat mengatasi persoalan pendidikan di Indonesia. Merdeka Belajar memberi keluasan kampus melakukan kolaborasi lintas ilmu.
Pakar pendidikan USD, Paulus Kuswandono PhD mengungkapkan hal itu dalam webinar Pendidikan Pasca Pandemi: Tantangan dan Harapan yang digelar langsung dari Kampus Mrican, kemarin. Ia menjelaskan beberapa strategi dalam MBKM yakni visi yang kuat, motivasi, mindset, mental inovatif, kecerdasan dan keberanian untuk bertindak.
”Karena itu kampus-kampus perlu segera memulai konsep tersebut sambil melakukan berbagai penyempurnaan. Transformasi pembelajaran harus benar-benar melibatkan dosen dan mahasiswa kalau hanya salah satu saja belum terjadi pembelajaran,” tandas Paulus.
Ia juga menyampaiklan pentingnya peran pendidikan di masa depan terutama pada pendidikan karakter yang tidak bisa dikomersialaisasikan dan dibisniskan. Inovasi yang dilakukan pun menjawab kebutuhan masyarakat tetapi tetap fokus pada sisi relasi antarmanusia yang sulit tergantikan oleh media sosial dan sejenisnya. Ia juga menyinggung bisnis model yang paling relevan yakni menjunjung tinggi humanisme dan mengedepankan orientasi hasil atau produktivitas.
Kendala
Meskipun mampu mengatasi persoalan pendidikan, MBKM juga memiliki sejumlah kendala antara lain kampus hampir tidak mungkin dapat memberikan pengalaman pembelajaran yang utuh. Karena itu perlu membuka sekat-sekat pada masing-masing program studi agar bisa berkolaborasi dengan mitra.
”Ketika semua hal tersebut dapat dijalankan, akan menghasilkan pengharapan. Tugas dunia pendidikan menebarkan pengharapan kepada mahasiswa untuk menyambut dunia yang penuh ketidakpastian,” imbuh Paulus.
Pembicara lain, Dr Alex Rayon Jerez dari University of Deusto, Spanyol, mengungkapkan tren pendidikan tinggi masa depan yang akan mengalami banyak perubahan. Ia menekankan pentingnya kerja sama berbagai pihak untuk menjawab tantangan zaman. Menurutnya masa depan juga bakal penuh inovasi dan pendidikan tinggi harus bisa menyesuaikan dengan kondisi tersebut.
Rektor USD, Johanes Eka Priyatma PhD mengatakan dunia pendidikan tinggi termasuk lembaga yang cepat beradaptasi akibat pandemi. Teknologi informasi sangat membantu perguruan tinggi melakukan perubahan- perubahan termasuk dalam kegiatan belajar mengajar selaman pandemi. Tidak hanya pendidikan tinggi, masyarakatpun berubah akibat pandemi. Mereka harua beradaptasi dengan teknologi informasi dan ini akan terus terjadi di masa yang akan datang.