Meningkat, Permintaan Penyemportan Disinfektan di Jogja

SM/Gading Persada - DISEMPROT: Seorang petugas menyemprotkan cairan disinfektan ke beberapa sisi tubuh rekannya sebelum melakukan kegiatan penyemprotan cairan disinfektan di sebuah instansi di Kota Jogja.

YOGYAKARTA, SM Network – Pandemi Covid-19 sudah hampir dua bulan melanda Indonesia, termasuk di Jogja. Seiring dengan itu permintaan penyemprotan cairan disinfektan di Kota Pelajar pun meningkat sebagai langkah pencegahan merebaknya virus yang menyerang saluran pernafasan tersebut.

Janu Prayoga selaku koordinator Barisan Muda Tanggap Bencana Kelurahan Tegalrejo, Kecamatan Jetis, Kota Jogja mengakui adanya peningkatan permintaan tersebut.

“Permintaan penyemprotan kalau perminggunya bisa 4-5 kali karena sifatnya berkelanjutan. Selama Covid-19 ini masih maka permintaan akan terus meningkat,” tutur Janu, Senin (11/5).

Menurut dia, peningkatan permintaan cairan disinfektan sangat terasa jika suatu daerah sasaran banyak ditemukan warga berstatus ODP (Orang Dalam Pemantauan) atau bahkan PDP (Pasien Dalam Pengawasan). Jika ini ditemukan, maka pihaknya akan makin sering melakukan penyemprotan cairan disinfektan di lokasi tersebut. Dengan sifat virus yang menempal maka bagian terpenting penyemprotan, ungkapnya, yang biasa tersentuh tangan, seperti hendel pintu, pagar besi dan tempat-tempat yang yang diperkirakan terpegang tangan. Sehingga tidak semua bagian disemprot.

“Dalam satu tim biasanya ada enam orang yang bertugas menyemprot sebuah lokasi. Tapi disesuaikan juga dengan luasan wilayahnya juga. Kalau itu lebih lebar dan terdampaknya lebih banyak maka akan tambah orang lagi. Permintaan biasanya lebih ke instansi karena biasanya banyak orang yang keluar masuk di perkantoran tersebut,” paparnya.

Di tengah banyaknya permintaan penyemprotan, Janu tak mengelak beberapa kendala kerap ditemuinya di lapangan. Kendala tersebut seperti material untuk penyemprotan yang harganya beberapa kali melonjak. Termasuk minimnya Alat Pelindung Diri (APD) bagi petugas yang menyemprot.

“Akibatnya beberapa permintaan penyemprotan harus ditunda, kadang kami kerepotan untuk sehari dua kali apalagi saat Ramadan ini,” ungkap dia.

Lebih lanjut Janu menegaskan pihaknya bakal terus melakukan penyemprotan cairan disinfektan, terlebih tren warga yang positif Covid-19 cenderung meningkat beberapa hari terakhir ini.

“Kami tidak ingin DIY menjadi zona merah, makanya terkadang kami jengkel juga karena masih banyak warga yang tetap berada di luar rumah untuk urusan tak penting. Seharusnya kalau ingin pandemi ini berakhir ya harus tetap di rumah saja,” tandas Janu.


Gading Persada

Pos terkait

Tinggalkan Balasan