MUNGKID, SM Network – Peringatan hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-75, Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) Sulfur Universitas Tidar mengibarkan bendera merah putih di bawah jembatan Sungai Elo Blondo, Senin (17/08).
“Alasan mengibarkan bendera disini yaitu pertama jembatan Blondo adalah jembatan yang bersejarah, kemudian sebenarnya out put dari kegiatan ini awal mulanya untuk memperkenalkan lebih luas lagi bahwa di Magelang ini ada elo refting,” jelas Aditya Pranata, Ketua umum Mapala Sulfur Universitas Tidar saat diwawancari.
Persiapan sendiri dilakukan selama dua hari. Dimulai ancoring hingga gladi bersih. Dengan keseluruhan jumlah personil yang mengikuti sekitar 50 orang. Pengibaran ini bukan kali pertama dilakukan. Sudah 3x melakukan pengibaran dengan ukuran bendera yang sama hanya saja suasanya yang berbeda. “Evaluasinya mungkin untuk besok bisa ditambah lagi persertanya, kemudian ingin memperbesar bendera. Sehingga ketika besok kita kibarkan mungkin lebih memenuhi jembatan,” katanya.
Aditya juga mengatakan, bahwa sewaktu pemasangan bendera tidak ada kendala. Namun kesulitan ditemui pada saat pemasangan ancor atas. “Pasalnya dibutuhkan banyak alat. Bendera kami diproduksi sendiri, ukurannya 9x12m,” ujarnya.
Sementara itu Ketua Paguyuban Arum Jeram di Sungai Elo Magelang, Nuryanah, berharapan kedepan dengan adanya kegiatan ini semoga bisa memberikan kepercayaan kepada masyarakat kembali. Jika Sungai Elo sudah bisa untuk dilalui lagi dengan catatan tetap mematuhi protokol kesehatan.
Kegiatan ini tidak kalah heningnya dengan upacara yang lain. “Ini tidak bisa kita bayangkan, sangat luar biasa, ternyata kita sangat merinding karena baru kali ini mengadakan upacara yg sangat luar biasa dengan bendera yang besar,” katanya.
Nuryanah menambahkan kegiatan ini selaian dari Mapala Sulfur didukung juga oleh sar kota Magelang, paguyuban dan peserta dari arum jeram. “Untuk itu semoga dengan acara ini kita bisa membangkitkan semua semangat SDM yang ada di sungai ini maupun yang ingin berwisata. Kita juga sudah siap untuk memandu wisata di era new normal,” paparnya.
Dian Nurlita/ita