Lampah Budaya, Tradisi Abdi Dalem Kraton Ngayogyakarta

SM/Dananjoyo - BERJALAN : Sekelompok orang berjalan mengitari beteng Kraton Yogyakarta sambil topo bisu atau tidak berbicara, Rabu malam jelang tengah malam (19/8).

JOGJAKARTA, SM Network – Meski Paguyuban Abdi Dalem Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat tidak menyelenggarakan Lampah Budaya Mubeng Beteng untuk menyambut Tahun Baru Jawa 1954 yang jatuh pada hari Rabu Pahing malem Kemis Pon 19 Agustus 2020, namun sebagian kecil masyarakat ada yang tetap menjalani prosesi tersebut.

Pantauan Suara Merdeka pada Rabu malam jelang tengah malam atau pergantian tahun masih terlihat sekelompok orang berjalan mengitari beteng Kraton Yogyakarta. Mereka berjalan beriringan sambil topo bisu atau diam saja tanpa berbicara. Ada juga yang berjalan dengan tidak mengenakan alas kaki dan di dorong menggunakan kursi roda. Mereka juga enggan menjawab sepatah katapun saat dimintai keterangan.

Sementara itu, sebelumnya Paguyuban Abdi Dalem Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat menyampaikan informasi untuk meniadakan Lampah Budaya Mubeng Beteng karena mengingat masih di masa pandemi COVID-19. Informasi tersebut jugaa diumumkan di akun Instagram resmi milik Kraton Jogja.

“Hal ini merupakan salah satu langkah antisipasi penyebaran COVID-19 sekaligus menaati imbauan dari pemerintah,” demikian ditulis dalam postingan akun Kraton Jogja

Hajad Kawula Dalem Lampah Budaya Mubeng Beteng guna memperingati Pergantian Tahun Baru Jawa 1 Sura Jimakir 1954 yang bertepatan pada Kamis (20/08) akan ditiadakan. Hal ini merupakan salah satu langkah antisipasi penyebaran COVID-19 sekaligus menaati imbauan dari pemerintah. Kami berharap Sahabat selalu menaati protokol kesehatan yang berlaku. Jaga kesehatan dan salam dari Yogyakarta. Simak informasi seputar Keraton Yogyakarta melalui media sosial berikut ini: Facebok Page : Kraton Jogja Twitter: @kratonjogja Instagram: @kratonjogja, @kratonjogja.event Website: kratonjogja.id

Lampah Budaya Mubeng Beteng sendiri merupakan suatu sarana tradisi masyarakat untuk melakukan introspeksi atas apa yang terjadi pada tahun sebelumnya. Mereka biasanya sambil berdoa memohon kepada Yang Maha Kuasa agar tahun depan yang akan dijalani lebih baik dari tahun kemarin.

Gelaran Lampah Budaya Mubeng Beteng biasanya dilakukan dengan pada waktu tengah malam atau pukul 00.00 WIB dengan cara mengelilingi Keraton Yogyakarta, mulai dari sisi kiri atau barat Keraton. Hingga akhirnya akan kembali lagi ke keraton.

Rute yang biasanya ditempuh dimulai dari Kamandhungan Lor, Ngabean, Pojok, Beteng Kulon, Plengkung Gading, Pojok Beteng Wetan, Jalan Ibu Ruswo, Alun-alun Utara, lalu kembali lagi ke Kamandhungan Lor. Selama prosesi berlangsung mereka diwajibkan tapa bisu, tidak diperkenankan seseorang berbicara, makan, minum, bahkan merokok.


Dananjoyo

Pos terkait

Tinggalkan Balasan