YOGYAKARTA, SM Network – Puluhan orang yang tergabung dalam gerakan Kawulo Ngayogyakarta Peduli Bangsa, Kamis (3/12) menggelar aksi penolakan terhadap wacana kedatangan Habib Rizieq Shihab ke Yogyakarta. Aksi ini dipusatkan di Titik Nol Kilometer dengan menonjolkan konsep kebudayaan, yang divisualisasikan lewat penampilan bregada.
Aksi itu hanya berlangsung sekitar 15 menit, dan tidak sampai menimbulkan kemacetan di kawasan Malioboro. Budayawan, Hajar Pamadhi tampak ikut dalam kegiatan tersebut. Kepada wartawan, Hajar menyampaikan kondisi Yogyakarta saat ini sudah stabil. Kota ini bahkan menjadi mercusuar kebudayaan di Indonesia. Oleh karena itu, dia berpesan agar label kota budaya itu tidak menjadi rusak hanya gara-gara ketidakpahaman.
“Toleransi masyarakat Jogja memang luar biasa dan tidak pernah menolak orang luar, namun pendatang semestinya juga memberikan apresiasi kepada warga kota ini. Jangan artikan keramahan itu sebagai opo-opo gelem,” katanya.
Sebagai kota yang sarat dengan karakter akademik, dia mengajak semua pihak untuk bertukar gagasan lewat diskusi daripada menggelar demo besar-besaran. ementara itu, koordinator lapangan, Waljito mengatakan, aksi ini merupakan gerakan moral sebagai respon atas rencana mobilisasi massa ke Yogyakarta. “Kami tidak mau Jogja dijadikan panggung konsep revolusi akhlak. Sebab, warga Jogja akhlaknya sudah baik,” tukas dia.
Revolusi akhlak adalah konsep yang diserukan oleh Imam Besar FPI, Habib Rizieq. Di tengah situasi pandemi Covid-19, elemen Kawulo Ngayogyakarta memandang mobilisasi massa beresiko memunculkan klaster baru. Karena itu, pihaknya meminta kalangan elite agar bisa menahan diri.