KEBUMEN, SM Network – Lembaga Amil Zakat Infaq Sedekah (Lazisnu) Kebumen membuat gerakan koin NU Kebumen (Genuk). Koin yang terkumpul tersebut akan dijadikan sumber pendanaan untuk kemandirian kaum Nahdliyyin. Bahkan bisa diprospek menjadi lembaga keuangan untuk keperluan mendesak.
“Di aturannya pun diperbolehkan (menjadi lembaga keuangan-Red). Dan Genuk nanti akan kita optimalkan,” kata Ketua Lazisnu Kebumen, Marlan, Selasa (20/4). Menurutnya, keberadaan Genuk juga sejalan dengan program PBNU. Malah lebih fleksibel dibandingkan zakat yang terpatok pada delapan aznaf (penerima zakat).
Saat ini, Genuk mulai berjalan dengan digerakkan oleh sejumlah Majelis Wakil Cabang (MWC) NU sampai tingkat ranting di desa-desa. “Boleh disebut, program kemandirian NU ya Genuk,” ucap Marlan.
Sebelumnya, pengumpulan dana dengan cara mencari infak-infak secara rutin. Namun infak yang dikelola ranting itu ternyata tidak kontinyu. Sedangkan sistem Genuk kontinyu dan diawasi dari kabupaten. Pengelolaannya pun lebih transparan. Data yang muncul juga perorang Mekanismenya juga jelas, di mana uang dari penjemput koin yang kemudian terkumpul, dikooordinatori desa. .
Marlan juga menyampaikan kendala lainnya terkait anggapan sebagai milik sendiri. Padahal, gerakan tersebut ada sharing (pembagian), yakni 5 persen untuk urusan kebencanaan, 15 persen Lazisnu, 20 persen Upzisnu MWC dan 60 persen untuk ranting. “Pengelolaannya pun baik, transparan dan terbukukan,” imbuhnya.
Sementara itu, Sekretaris Lazisnu Hadi Ismanto menyampaikan sejumlah wilayah yang dijadikan pilot project untuk gerakan Genuk. Saat ini pun mulai berjalan. Seperti Sruweng. Adapun kecamatan lainnya tengah disosialisasikan. Genuk juga disosialisasikan dalam program Safari Ramadan PCNU Kebumen yang bergulir mulai Senin – Kamis (19-22/4).