Hari Raya Galungan di Tengah Pandemi Covid-19

SM/Dananjoyo : Umat Hindu bersembahyang saat Hari Raya Galungan di Pura Jagatnatha, Banguntapan, Bantul, DI Yogyakarta, Rabu (16/9).

JOGJAKARTA, SM Network – Hari Raya Galungan merupakan hari raya umat Hindu. Perayaan tersebut dilakukan sebagai hari menangnya kebaikan atas keburukan (Dharma kelawan Adharma).

Hari Raya Galungan juga datang setiap enam bulan sekali dalam hitungan kalender Bali. Perayaan Hari Raya Galungan tahun 2020 jatuh pada tanggal 16 hingga 23 September 2020.

SM/Dananjoyo : Umat Hindu bersembahyang saat Hari Raya Galungan di Pura Jagatnatha, Banguntapan, Bantul, DI Yogyakarta, Rabu (16/9).

Memperingati Hari Galungan, umat Hindu di Daerah Istimewa Yogyakarta ( DIY) melaksanakan sembahyang bersama, di Pura Jagatnatha, Banguntapan, Bantul, DIY, Rabu (16/9/2020).

Dengan tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat untuk mencegah penyebaran pandemi COVID-19. Sembahyang bersama dilakukan dengan membatasi umat dengan jumlah maksimal 25 orang dalam setiap kloter untuk menerapkan jaga jarak.

SM/Dananjoyo : Umat Hindu bersembahyang saat Hari Raya Galungan di Pura Jagatnatha, Banguntapan, Bantul, DI Yogyakarta, Rabu (16/9).

Menurut salah satu umat, antrian kloter hingga 7 kloter. Selain itu sebelum masuk Pura seluruh umat dicek suhu tubuhnya.

“Jika ada yang lebih dari 37,5 derajat celcius diminta untuk sembahyang di rumah” jelasnya.

Selepas sembahyang bersama, umat juga masih diperbolehkan sembahyang secara sendiri-sendiri, namun dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

Sementara itu Pemuka Hindu I Nyoman menuturkan Hari Raya Galungan yang diperingati umat Hindu setiap 210 hari sekali atau enam bulan sekali ini selalu jatuh pada Rabu kliwon wuku dungulan. Saat sembahyang umat Hindu membawakan sejumlah persembahan ke Pura untuk didoakan.

“Persembahan yang dibawa ke pura biasanya buah-buahan, nasi putih atau beras, tumpeng serta kembang-kembang sembahyang,” ujar I Nyoman.

10 hari setelah Galungan akan ada lagi Hari Raya Kuningan dimana secara filosofis kedua hari raya tersebut memilik hubungan yang sama.

“Pada Galungan kami merayakan kemenangan atas Adharma(sifat buruk) sedangkan Kuningan bermakna sebagai janji pada diri sendiri untuk selalu bisa menjaga Dharma (kebaikan) dan tetap berada di jalanNya,” terangnya.

Dengan Hari Raya Galungan umat Hindu berharap agar seluruh umat dibumi dapat membuang sifat-sifat Adharma (buruk) dan juga saling menjaga keharmonisan antar sesama manusia sebagai perwujudan Galungan itu sendiri. Galungan juga diharapkan menjadi perenungan Umat Hindu agar senantiasa menjaga keharmonisan hubungan dengan Tuhan, sesama manusia dan alam.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan