KEBUMEN, SM Network – Mendukung kotak kosong dengan menghimpun kekuatan sukarelawan dari segala penjuru Kebumen tak perlu dirisaukan. Terlebih, keberadaannya terpisah dari tim yang menjadi peserta Pilkada serentak 9 Desember 2020 mendatang.
“Mestinya kalau mau dirisaukan, bahkan disayangkan, ya keberadaan calon tunggal itu sendiri beserta timnya. Bukan yang lain. Sebab, kotak kosong yang menjadi keniscayaan dari adanya calon tunggal itu sifatnya abstrak, tidak berwujud manusia,” tandas aktivis sosial, Mundir Hasan yang juga masuk jajaran ketua Forum Umat Islam (FUI) Kebumen.
Dalam hajat Pilkada yang meniadakan kompetisi itu pun tidak mengatur adanya tim kotak kosong. Ini berbeda dengan calon tunggal yang diketahui sepasang kandidat bupati – wakil bupati. Di mana aturannya terdapat tim dari gabungan partai politik. Dan pemilih pun diperkenankan mencoblos kotak kosong atau kolom yang tidak ada gambarnya pada surat suara.
Mundir yang warga Jalan Gang Bogowonto RT 5 / RW 1 Desa Wero Kecamatan Gombong itu lantas membeberkan, jika kehadiran calon tunggal tidak memberikan pilihan kepada masyarakat. Hal itu dinilai tidak sehat serta menciderai demokrasi dan mengebiri aspirasi masyarakat yang menghendaki adanya calon alternatif.
Padahal, dari partai politik pemilik 50 kursi DPRD bisa menghadirkan hingga empat pasangan calon untuk berkompetisi dalam Pilbup mendatang. “Tapi kan yang disekenariokan oleh para elite dalam istilah kartel politik hanya ada calon tunggal. Jadi, logikanya, ketika tidak ada pilihan dalam Pilkada, ya pilih saja kotak kosong,” imbuh Mundir, Sabtu (1/8).
Lebih lanjut, pilihan terhadap kotak kosong itu dinilai lebih baik karena mengedepankan segi manfaat ketimbang mudarat atau kerugian. Pasalnya, dengan kemenangan kotak kosong nanti, roda pemerintahan akan lebih kondusif. Mengingat, pengisian jabatannya ditunjuk langsung oleh gubernur yang lebih berpengalaman dibandingkan calon bersangkutan.
Sedangkan Kebumen saat ini membutuhkan pemimpin yang fokus menangani permasalahan krusial. Antara lain memperbaiki mental korup setelah adanya operasi tangkap tangan KPK pada 2016 silam. Di mana sampai sekarang, masih terdapat mantan pejabat yang terlibat korupsi mendekam di penjara.
Selain itu penanganan kemiskinan. Lantaran, Kebumen tercatat paling miskin di Jateng setelah mengalami pergantian bupati dan terjadi pengisian wakil bupati antar waktu. “Kalau kondisi ini diterus-teruskan, apa jadinya Kebumen nanti,” jelas Mundir yang pelaku ekonomi syariah itu.
Maka, tak terelakkan lagi direspons oleh kekuatan sukarelawan Koko, akronim dari kotak kosong yang menyatu dari segala penjuru Kebumen. “Dan ini tak perlu dirisaukan. Apalagi disayangkan karena masih ada waktu untuk menghadirkan calon alternatif sampai sebelum pendaftaran di KPU,” ucap Mundir.
Arif Widodo / K5