JEPARA, SM Network – Sebagai bentuk dukungan menjaga kelestarian Pulau Karimunjawa, Halo Eco Karimunjawa Resort mengusung konsep konservasi alam dalam membangun sebuah resor mewah yang nyaman bagi wisatawan. Dengan pemandangan pantai lepas yang indah, wisatawan juga dimanjakan dengan suguhan hutan mangrove dan burung asli Karimunjawa dalam sebuah menara burung setinggi 18 meter.

Direktur Halo Eco Karimunjawa Resort, Rivando mengatakan, selain memberikan suguhan baru bagi wisatawan, pembangunan Halo Eco Karimunjawa Resort fokus menjaga kehidupan ekosistem di sekitar Karimunjawa dalam bentuk konservasi mangrove dan burung.
“Kita mempunyai satu prinsip, yaitu tidak ada satu poin yang terlupakan. menjembatani kebutuhan manusia yang begitu tinggi dan juga mengkonservasi alam secara maksimal. Pembangunan Halo sendiri dilakukan dalam dua tahap, tahap pertama kita selesaikan pada 2020, dan tahap ke dua akan kita selesaikan 2021 mendatang,” ujarnya saat ditemui seusai penanaman mangrove di Karimunjawa, baru-baru ini.
Selain sebagai tempat konservasi, Rivando menjelaskan, Halo Eco Karimunjawa Resort dibuat sebagai ruang publik untuk memberdayakan masyarakat lokal. Masyarakat nantinya bisa memanfaatkan Halo sebagai tempat untuk berdiskusi mengenai pariwisata di Karimunjawa maupun berbagai acara yang bermanfaat bagi masyarakat.
“Karimunjawa merupakan wilayah taman nasional dimana hanya 10 hingga 20 persen area yang dapat dibangun. Jadi kita mempunyai tanggungjawab lebih untuk lingkungan ini. Saya harap Karimunjawa bisa menjadi Bali baru yang bisa dikenal oleh wisatawan Internasional,” tandasnya.
Petugas Balai Taman Nasional (BTN) Karimunjawa, Anita mengatakan, penanaman mangrove yang dilakukan oleh pengelola Halo Eco Karimunjawa Resort merupakan kegiatan yang positif terutama disekitar taman nasional yang merupakan kawasan konservasi. Dengan penanaman tersebut diharap bisa menjadi tempat baru bagi flora dan fauna yang ada di Karimunjawa.
“Penanaman kali ini berada di wilayah terbuka yang tidak termasuk dalam kawasan BTN. ini merupakan upaya penghijaun di kawasan mangrove di wilayah terbuka. Harapanya dengan adanya tempat seperti ini maka akan semakin banyak ruang terbuka hijau selain kawasan BTN,” jelasnya.
Anita menjelaskan, Karimunjawa merupakan habitat bagi para burung langka yang perlu dilestarikan. Selain burung endemik, banyak burung migran yang terbang melewati samudera untuk sekadar mencari makan maupun berkembang biak di Karimunjawa. Taman Nasional Karimunjawa sendiri didesain untuk tempat penelitian dan pendidikan. Selain itu juga dimanfaatkan hasilnya oleh masyarakat sebagai destinasi wisata yang kini semakin dikenal.