Dua Hari Bertambah 19 Kasus Positif Covid-19

SM/dok - JUBIR: Juru Bicara Protokol Covid-19 Kabupaten Purworejo, dr Tolkha Amaruddin.

PURWOREJO, SM Network – Dalam dua hari terakhir kasus positif Covid-19 di Kabupaten Purworejo bertambah 19 orang. Hasil uji swab, pada hari Jumat (24/7) terdapat 15 orang positif dan sehari sebelumnya 4 orang positif. Selain itu ada 1 suspek (PDP) yang meninggal, namun hasil uji swab belum keluar.

Hal tersebut disampaikan Juru Bicara Protokol Covid-19 Kabupaten Purworejo, dr Tolkha Amaruddin. Dengan tambahan 19 orang, keseluruhan kasus positif Covid-19 di Kabupaten Purworejo mencapai 119 kasus. Ia menyebut, dari 19 kasus positif baru tersebut, mayoritas melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing dan hanya satu orang yang dirawat di rumah sakit.

“Dari jumlah tersebut hanya 1 orang yang dirawat di rumah sakit, sedangkan lainnya melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing,” ungkapnya.

Tolkha mengungkapkan, 15 orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 pada hari Jumat terdiri dari 5 orang warga Kecamatan Gebang, dua orang warga Kecamatan Purworejo, dua warga Kecamatan Banyuurip, serta warga Kecamatan Butuh, Bagelen, dan Bayan masing-masing 1 orang. Mereka terdiri dari dokter, ASN, dan tenaga kesehatan di sejumlah rumah sakit dan Puskesmas.

Selain itu ada tiga warga Purworejo yang bekerja sebagai ASN di Kebumen dan terdeteksi positif saat dilakukan swab oleh Pemerintah Kabupaten Kebumen. Ketiganya merupakan warga Kecamatan Pituruh, Butuh dan Banyuurip.

Sedangkan empat orang terkonfirmasi positif Covid-19 pada hari Kamis (23/7) terdiri dari 2 orang warga Kecamatan Gebang, satu orang warga Kecamatan Purworejo, dan satu orang warga Kecamatan Bayan. Selain itu, ada satu orang suspek yang meninggal, yakni perempuan warga Kecamatan Purworejo.

“Meninggal Rabu malam pukul 23.30 di RSUD Dr Tjitrowardojo dan telah dimakamkan dengan protokol Covid-19,” katanya.

Saat ini, lanjut dr Tolkha, warga yang bekerja di bidang pelayanan masyarakat banyak yang terkena Covid-19. Oleh karena itu pihaknya meminta agar masyarakat wajib untuk lebih menaati protokol kesehatan.

Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk lebih selektif dan berhati-hati dalam mengadakan kegiatan yang menimbulkan kerumunan. Hajatan dan sejenisnya jika memungkinkan sebaiknya ditunda, dan kalaupun tetap dilaksanakan harus dengan protokol kesehatan yang ketat untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19. “Hal ini jangan dianggap remeh karena terbukti sudah ada klaster hajatan,” imbuhnya.


Panuju Triangga

Pos terkait

Tinggalkan Balasan