SLEMAN, SM Network – Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sleman mulai ancang-ancang membuka kembali kegiatan belajar-mengajar (KBM) tatap muka di sekolah. Pada tahap awal, uji coba akan dilaksanakan dengan konsep sangat terbatas.
Gambaran sementara, di tiap kecamatan diambil satu sampel sekolah masing-masing jenjang PAUD, TK, SD, dan SMP. Pelaksanaannya diawali dari zona hijau dan kuning.
“Dari hasil rakor bersama kabupaten/kota disepakati untuk mengajukan permintaan uji coba tatap muka sangat terbatas kepada Gubernur. Permohonan nota dinas akan disampaikan oleh Disdik DIY,” ungkap Kepala Disdik Sleman Ery Widaryana, Selasa (17/11).
Usulan itu tidak lepas karena banyaknya permintaan dari siswa dan wali murid agar belajar tatap muka mulai dibuka kembali. Untuk sampling nantinya akan dipilih sekolah yang benar-benar siap. Sebagai langkah persiapan, sejak jauh hari pihak sekolah sudah diminta untuk membuat standar operasional prosedur (SOP) dan skenario tatap muka, serta melengkapi sarana prasarana protokol kesehatan.
Ery menjelaskan, senario yang dirancang memiliki konsep berjenjang. Tahapan paling rendah adalah menghadirkan siswa dengan jumlah seminimal mungkin, dan jadwal pertemuannya dibatasi hanya satu kali dalam seminggu. Jika perkembangan dirasa positif, frekuensi pertemuan dan jumlah siswa yang hadir bisa ditambah namun dengan tetap menerapkan sistem shift.
“Sejak jauh hari kami sudah menginstruksikan kepada sekolah agar membuat SOP dan skenario. Sehingga, sewaktu-waktu uji coba tatap muka diizinkan, mereka tidak kelimpungan,” ujar Ery.
Pihaknya sampai saat ini belum menentukan sekolah yang akan dijadikan sampel. Namun diprioritaskan bagi sekolah di daerah pinggiran karena dipandang relatif lebih aman dalam sebaran Covid-19, dan fasilitas daring terbatas.
“Tidak tertutup kemungkinan sekolah yang ada di daerah perkotaan juga akan dijadikan sampel sepanjang siap,” tambahnya.
Terkait ujian akhir semester yang sebentar lagi berlangsung, penilaian nantinya dilakukan secara daring mengingat masih di masa pandemi. Namun jika ada siswa yang mengalami kesulitan, penilaian bisa dilaksanakan secara luring tapi tidak dengan tatap muka melainkan orang tua datang ke sekolah untuk mengambil lembar soal.