MUNGKID, SM Network – Akibat banyak material APD yang tidak tersedia di pasar, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang membuat sendiri alat pelindung diri (APD), khususnya untuk alat pelindung wajah.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Kepala pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Magelang, Edy Susanto, usai jumpa pers bersama Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, di rumah dinas Bupati Magelang, Senin (13/4) sore.
“Jadi kita memang berinisiatif untuk membuat sendiri APD yang tidak tersedia di pasar karena sudah semakin langka,” jelas Edy.
Edi mengatakan, APD tersebut terdiri dari Masker pelindung wajah, masker kain, hazmat, sarung tangan latex dan juga sepatu boot yang digunakan untuk pemakaman. Kecuali sepatu boot dan sarung tangan latex, semua APD dibuat oleh UMKM yang ada di Kabupaten Magelang. BPBD sengaja melibatkan para pengusaha mikro kecil menengah agar mereka juga tidak berhenti usahanya di tengah pandemi Covid-19 ini. Khusus untuk masker wajah, dibuat oleh para satgas BPBD.
“Jadi teman-teman satgas BPBD berkreasi membuat tiruan pelindung wajah dengan bahan yang seadanya, namun menghadirkan rasa yang aman bagi pemakainya,” ujarnya. APD untuk pemakaman didistribusikan ke setiap kecamatan dengan disediakan sebanyak 7 set. Penyediaan APD pemakaman di setiap kecamatan, karena pemkab ingin melayani sebaik mungkin bila ada kasus kematian baik itu positif ataupun baru PDP. Sebab sesuai protokol kesehatan, 4 jam setelah meninggal harus segera dimakamkan.
“Sehingga mereka tidak harus datang ke BPBD untuk mengambil APD Pemakaman, namun bisa langsung ke kecamatan,” ujarnya. Selain penyediaaan APD untuk pemakaman di setiap kecamatan, BPBD juga menyediakan APD lain untuk petugas medis. “Jadi kita terus memproduksi sampai kebutuhan tercukupi,” ucapnya.
Salah satu satgas BPBD, Nur Fauzan mengatakan, saat ini ia bersama dengan rekan-rekan satgas masih terus memproduksi masker pelindung wajah. “Sampai hari ini kita sudah membuat sebanyak 300 alat pelindung wajah,” ujar Fauzan.
Pembuatan APD sendiri dinilai cukup mudah, demikian pula materialnya yang mudah didapat. Terdiri dari mika, spon maupun double tape dan elastik. Setelah selesai, APD pelindung wajah ini akan didistribusikan ke kecamatan dan juga para tenaga-tenaga medis yang membutuhkan. Oyes panggilan akrabnya mengakui, pembuatan pelindung wajah ini merupakan inisiatif para satgas dan didukung Kalak BPBD, untuk mengatasi kelangkaan APD di pasaran.
Dian Nurlita/Kim