YOGYAKARTA, SM Network – Gunung Merapi mengalami erupsi pada Jumat (10/4) pukul 09.10 WIB. Letusan berdurasi 103 detik itu menghasilkan kolom setinggi 3.000 meter. Saat erupsi, arah angin menuju ke barat laut. Selang setengah jam pasca letusan, hujan abu dilaporkan mengguyur wilayah Dusun Sepi, Desa Jrakah, Kecamatan Selo, Boyolali.
Namun tidak teramati adanya awan panas.Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida mengatakan, letusan abu semacam ini sudah terjadi 13 kali sejak September 2019. Kejadian ini menandai intrusi magma baru.
“Dampak lontarannya berada di sekitar puncak. Sehingga, tidak membahayakan manusia di luar radius 3 kilometer dari puncak,” kata Hanik.Meski lontaran material hanya di sekitar kawasan puncak, namun masyarakat diminta mewaspadai dampak abu vulkanik terhadap kesehatan.
Alih-alih, erupsi yang berlangsung saat masa pandemi Covid-19 sempat memunculkan pertanyaan di sebagian kalangan warga. Benarkah abu vulkanik bisa mematikan virus corona?Menjawab hal itu, Hanik menjelaskan berdasar keterangan WHO, hingga saat ini belum ada bukti bahwa abu vulkanik dapat menghancurkan virus penyebab Covid-19.
“Abu vulkanik justru dapat membahayakan kesehatan seperti menimbulkan masalah pernafasan, iritasi mata, hidung, kulit, batuk bahkan penyakit bronkitis,” terang Hanik.Oleh karena itu, dia mengimbau agar protokol pencegahan penyebaran Covid-19 tetap dilaksanakan, termasuk menjaga jarak.
Ditambahkan Hanik, akhir-akhir ini aktivitas asap cukup intensif. Pada malam hari, sumber asap yang suhunya panas itu terlihat jelas seperti menyala dengan kamera mode night view. Namun sampai sekarang belum teramati adanya api diam.
“Aktivitas solfatara di gunung api aktif adalah aktivitas yang biasa terjadi,” imbuhnya.Kendati tidak ada hujan abu di wilayah Sleman, BPBD setempat tetap memberi droping masker di pos Komunitas Siaga Merapi (KSM) Desa Glagaharjo, Kecamatan Cangkringan.
Bantuan masker dibagikan kepada warga, dan relawan di Dusun Kalitengah untuk berjaga-jaga apabila terjadi hujan abu.”Selain memantau situasi dan menyampaikan imbauan kepada masyarakat agar tidak panik, kami juga droping masker sebanyak 1.000 pcs,” ungkap Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman Makwan.
Hasil pantauan tim reaksi cepat (TRC) BPBD, situasi pasca erupai relatif kondusif, aman, dan terkendali. Warga sekitar lereng Merapi juga beraktivitas normal seperti biasa.Berdasar rekomendasi BPPTKG, penduduk tetap tidak diperbolehkan beraktivitas di dalam radius 3 km dari puncak.
Ancaman bahaya juga perlu diwaspadai berupa luncuran awan panas dari runtuhnya kubah lava. “Jatuhan material vulkanik dari letusan eksplosif juga harus jadi kewaspadaan masyarakat. Saat terjadi hujan di sekitar puncak, antisipasi terhadap bahaya lahar,” tutupnya.
Amelia Hapsari