YOGYAKARTA – Ratusan cineas muda tanah air antusias mengikuti AMIKOM Video Competition (AVC) tahun 2023 yang dihelat oleh Universitas AMIKOM Yogyakarta. Mereka menampilkan karya-karya terbaiknya yang bertemakan “Ubah Ketakutan Menjadi Harapan”.
Penanggungjawab AVC 2023, Dony Ariyus MKom menyebutkan, terdapat total sebanyak 172 film dari 132 sekolah SMA/SMK/MA turut dalam kompetisi yang diadakan untuk keempat kalinya ini. Dari total 172 film tersebut, kemudian terkurasi menjadi 98 film yang terdiri dari 68 film dan 30 animasi.
Dari jumlah ini berikutnya masuk dalam nominasi juara dan diumumkan pada malam penganugerahan di Ruang Cinema AMIKOM Yogyakarta, Sabtu (12/8). Di malam penganugerahan, diumumkan para pemenang di tujuh kategori utama, yaitu Kategori Animas (juara 1 Warnada Warna dan Nada karya SMK Raden Umar Said Kudus, juara 2 Before After karya SMK TI Bali Global Denpasar) dan Kategori Best Cinematography (juara 1 Bani karya MA Mu’allimin Nw Anjani dan juara 2 Anden Lakon karya SMK Negeri 1 Pasuruan).
Berikutnya Kategori Best Direction (juara 1 Panjangka karya SMK 17 Magelang dan juara 2 Bagai Sang Surya Menyinari Dunia karya SMAN 3 Magetan). Kategori Best Editing (juara 1 A karya SMAN 3 Ponorogo dan juara 2 UTARAKAN karya SMK Prestasi Prima Jakarta). Kategori Best Story (juara 1 DELUSI karya SMAN Tugumulyo Sumatera Selatan dan juara 2 Ketika Laut dan Utari Saling Mengerti karya SMA Kristen YSKI Semarang).
Selanjutnya Kategori Best Komedi (juara 1 A karya SMAN 3 Ponorogo dan juara 2 SAKU karya SMK N 1 Bantul) dan Kategori Best Drama (juara 1 Ketika Laut dan Utari Saling Mengerti dari SMA Kristen YSKI Semarang dan juara 2 Triasih dari SMK N 1 Pasuruan).
Dipilih juga kategori tambahan, yakni video terantusias, honorable mention, tervaforit, best poster, best video tiktok, dan juara umum. Adapun peraih juara umum adalah Catcalling dari SMK Prestasi Prima Jakarta.
“Kita uaung tema itu untuk mengajak para sineas bisa mengangkat isu yang sering dirasakan anak-anak SMA, yang kadang takut dan insecure dengan masa depan mereka. Ketakutan tersebut bisa diubah menjadi harapan yang bisa menimbulkan hal-hal baik di diri kita,” katanya.
Dia mengatakan, proses kompetisi ini cukup panjang sekitar 8 bulan lamanya. Tahapan dinilai dari pendaftaran, workshop, hingga pengiriman karya dan penjurian. Juri dalam kompetisi merupakan orang-orang yang kompeten di bidangnya.
“Kami sangat apresiasi antusiasme peserta. Banyaknya sekolah dari berbagai daerah di Indonesia yang turut serta dalam acara ini menjadi bukti nyata semangat dan animo yang menggerakkan industri perfilman dan animasi di tanah air,” tuturnya.
Sementara itu, Wakil Rektor 4 Bidang Kerjasama dan Pengembangan AMIKOM Yogyakarta, Dr Arief Setyanto SSi MT PhD menilai, perkembangan masa depan Indonesia akan ditentukan oleh sejauh mana imajinasi mampu berkembang, dan film menjadi salah satu sarana utama dalam mengembangkan daya imajinasi kreatif.
“Imagine what you can do in the future, that’s what a Million dreams tell about us,” katanya.
AVC ini, katanya, merupakan wujud nyata dari semangat Amikom Yogyakarta dalam mendukung perkembangan industri kreatif di Indonesia. Melalui karya-karya yang dihasilkan, diharapkan pesan positif dan inspiratif dari generasi muda dapat merambah masyarakat lebih luas.
“Kami harap ajang ini dapat memberikan dorongan bagi para sineas muda Indonesia untuk terus berkarya dan mengembangkan bakat mereka,” ucapnya.