KEBUMEN, SM Network – Sekitar enam bulan lamanya sejak atap rumah ambrol, keluarga Listyowati Retnani (50), warga RT 3/ RW 3, Kelurahan Panjer, Kebumen selalu dibuat kerepotan. Sebab, guyuran hujan itu menimbulkan genangan bak kolam.
Terutama di salah satu kamar yang tanpa penghalang atap. Sehingga, keluarga Listyowati harus tawu (menguras air) lewat jendela lantaran dalam satu kamar itu dipenuhi air.
“Akhir-akhir ini kan hujan datang hampir setiap hari. Memang di atap yang ambrol itu awalnya dipasang terpal untuk mengurangi masuknya air. Tetapi atap yang mula-mula bocor itu kemudian ambrol pas Subuh,” ucap Listyowati saat ditemui di sela-sela rehab atap rumahnya atas bantuan dari Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), Senin (25/1).
Ia dan keluarganya mengaku bersyukur mendapat bantuan dari lembaga yang diketuai Djatmiko itu. Jika tak ada bantuan tersebut, ia terpaksa harus tawu setiap hujan. Bahkan ketika mendapat bantuan namun tidak segera direalisasikan, maka Listyowati dan keluarga akan bertambah kerepotan untuk menguras air dengan peralatan seadanya.
Beruntung, hanya berselang beberapa saat setelah dirinya mengajukan bantuan perbaikan atap rumah kepada BAZNAS ditindaklanjuti dengan disurvei. Kemudian bantuan senilai Rp 6,6 juta diserahkan untuk perbaikan atap rumah yang masih milik keluarga Listyowati dan saudaranya itu.
“Hanya dua bulan pengajuan bantuannya sudah direalisasikan,” ungkap Listyowati. Bantuan itu dalam bentuk material berupa genting, kayu, paku, semen, dan pasir. Selanjutnya, perbaikan atap rumah tersebut dilaksanakan selama dua hari sejak Minggu (24/1).
Tanpa dikomando, warga sekitar turut membantu secara swadaya. Untuk bantuan tenaga datang dari relawan kotak kosong (Koko) yang kini bermetamorfosa menjadi Koko Pede (Pejuang Demokrasi) serta Masyarakat peduli Masjid (MPM) dari Gombong yang dipimpin Ustadz Mundir Hasan.
Mereka antusias bergotong royong. Suasana kekeluargaan pun tercipta dalam pelaksanaan perbaikan atap rumah tersebut. “Yakinlah, kebersamaan membangun itu indah,” tutur salah satu Pegiat Koko Pede Suyatno yang lebih akrab disapa Yete itu.