Apindo Dorong Perusahaan Adakan Rapid Test Antigen

SM/dok - Ketua Apindo Kota Magelang, Eddy Sutrisno

Cegah Kluster Baru

MAGELANG, SM Network – Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kota Magelang mendorong perusahaan untuk mengadakan rapid test antigen secara mandiri. Hal ini sebagai upaya mencegah terjadinya kluster Covid-19 di perusahaan.

Ketua Apindo Kota Magelang, Eddy Sutrisno mengatakan, sejauh ini di Kota Sejuta Bunga sudah terjadi kluster penularan Covid-19 di perkantoran dan rumah tangga. Dengan kasus Covid-19 yang masih tinggi, Kota Magelang pun dinilai dalam kondisi gawat.

“Kalau perkantoran milik pemerintah mudah diliburkan, sedangkan swasta berat, mau makan dari mana kita. Maka, guna mencegah kluster perusahaan ini, Apindo mengimbau perusahaan bisa mengadakan rapid test antigen untuk karyawannya,” ujarnya, Kamis (7/1).

Ia menuturkan, rapid test antigen memang paling memungkinkan dilakukan oleh perusahaan. Selain biaya terjangkau, juga tingkat keakuratan cukup tinggi dibanding rapid test biasa atau body.

“Kalau harus tes swab kan biayanya mahal. Maka cukup dengan rapid test antigen yang masih terjangkau. Itu hanya imbauan, terutama yang memiliki karyawan banyak, seperti pabrik atau mal,” katanya.

Menurut Eddy, kalau perusahaan tidak mampu mengadakan rapid test antigen secara mandiri, setidaknya bisa membantu karyawannya yang akan rapid test antigen tersebut atau bahkan tes swab. Hal ini mengingat biaya rapid test lumayan untuk kelas pekerja.

“Apalagi kalau tes swab, tentu pekerja tidak mampu menanggungnya sendiri. Perusahaan sebaiknya membantu,” tandasnya. Senada disampaikan Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Magelang, Gunadi Wirawan bahwa, perusahaan dapat membantu biaya tes swab PCR bagi karyawannya. Terlebih, perusahaan yang mengeluarkan kebijakan mewajibkan karyawannya untuk tes swab tersebut.

“Kami apresiasi kalau ada perusahaan yang mewajibkan karyawannya untuk tes swab, meski tes swab PCR bukan kewajiban pekerja. Tapi, tes yang diadakan secara massal sangat strategis untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19,” jelasnya.

Dia menuturkan, dibutuhkan komitmen bersama untuk memutus mata rantai penularan Covid-19. Perusahaan juga bisa melakukan tracing atau penelusuran kontak erat dan melakukan pemeriksaan swab terhadap seluruh kontak erat karyawan.

“Memang perlu komitmen bersama, untuk mencegah Covid-19 ini. Bukan hanya pemerintah saja, tetapi semua elemen bersatu,” katanya.

Hanya saja, kata Gunadi, sebaiknya perusahaan memberikan subsidi bantuan biaya swab kepada seluruh karyawannya. Pasalnya, jika dibebankan kepada karyawan sepenuhnya, itu sangat memberatkan. Apalagi biaya tes tidaklah murah.

“Upah minimum kota (UMK) masih di bawah Rp 2 juta. Kalau dipotong untuk swab mandiri sekitar Rp900 ribu, kasihan pekerjanya. Jadi saya harap, kalaupun tidak bisa menggratiskan minimal bisa memberi subsidi biaya swab test,” tuturnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan